1. Permasalahan
dalam pembelajaran dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu masalah
pembelajaran dan masalah manajemen kelas. Permasalahannya adalah:
a. Apakah
yang dimaksud dengan permasalahan pembelajaran? Jelaskan.
Jawab : Masalah pembelajaran
adalah masalah yang timbul dalam pembelajaran, baik itu masalah yang
ditimbulkan oleh guru, siswa, maupun faktor-faktor lain yang dari lingkungan
belajar. Masalah yang ditimbulkan oleh guru bisa berupa kurangnya penguasaan
guru terhadap kelas yang di ajarnya, sehingga terjadi ketidakstabilan dalam
proses belajar. Misalnya siswa yang menjadi ramai sendiri. Masalah yang
ditimbulkan oleh siswa bisa berupa siswa yang gaduh, suka mengganggu teman,
kesulitan belajar, dan lain sebagainya. Dari segi lingkungan belajar dapat
berupa pengaturan ruang kelas yang dapat mempengaruhi aktivitas dalam
pembelajaran. Misalnya posisi bangku, atau kaadaan kelas yang tidak memadai
sehingga proses belajar menjadi tidak nyaman.
b. Carilah
kasus nyata di kelas tentang masalah pembelajaran, minimal 5 kasus dan kemudian
uraikan cara penyelesaiannya!
Jawab :
(1) Siswa kurang memperhatikan
guru selama kegiatan belajar mengajar. Cara penyelesaiannya yaitu guru harus
lebih kreatif dalam menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran agar siswa
lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan dari guru.
(2) Siswa tidak mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru. Cara penyelesaiannya yaitu memberi hukuman kepada
siswa dengan memberikan tugas lagi, agar siswa merasa jika tidak mau
mengerjakan tugas akan lebih banyak lagi tugas yang akan diberikan oleh guru
sehingga pekerjaan akan terus menumpuk. Jika siswa bisa berpikir seperti itu,
maka ia akan mengerjakan tugas yang baru diberikan karena jika tidak maka akan
menambah lagi tugas mereka.
(3) Siswa yang lambat dalam
menerima pelajaran. Disini guru harus selalu memantau perkembangan belajar
siswa tersebut, sehingga guru tahu mana dari siswa tersebut yang kurang
memahami, kemudian membantu siswa untuk mempelajari lagi pelajaran mana yang
kurang dimengerti siswa agar tidak ketinggalan dengan teman yang lain.
(4) Siswa yang celometan pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru harus tegas dalam kasus ini,
guru sebaiknya menegur siswa yang sering celometan dan memberi pengertian bahwa
clometan adalah tindakan yang tidak baik dan tidak menghormati guru yang sedang
mengajar.
(5) Guru baru yang memasuki kelas
kurang bisa dihargai oleh siswa. Dari pengalaman saya selama PPL di Sekolah
Dasar, kebanyakan siswa kurang bisa menghargai guru. Disini guru memberikan
pengertian bahwa ia juga guru seperti guru-guru sebelumnya yang harus
diperhatikan jika memberikan penjelasan. Jangan terlalu menuruti siswa yang
terkadang mencari perhatian dengan tindakan-tindakan yang tidak seharusnya dilakukan
seperti menggoda guru.
c. Apakah
yang dimaksud dengan kasus manajemen kelas yang bersifat individu? Jelaskan dan
cari kan kasus di kelas sebanyak 5 kasus
Jawab : Munculnya masalah
individu didasarkan pada anggapan dasar bahwa semua tingkah laku individu
merupakan upaya mencapai tujuan tertentu yaitu pemenuhan kebutuhan untuk
diterima oleh kelompok/masyarakat dan untuk mencapai harga diri. Bila
kebutuhan-kebutuhan itu tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang baik
maka individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mencapainya dengan
cara-cara lain seperti bertindak dengan cara tidak baik atau asocial. (Rudolf
Dreikurs, 1968). Ornstein (1970: 75) menyatakan bahwa akibat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan tersebut akan terjadi beberapa kemungkinan tindakan
siswa, seperti:
Tingkah laku yang ingin mendapat
perhatian orang lain (attention getting behaviors). Gejala yang tampak dari
tingkah laku ini adalah siswa membadut di kelas atau dengan berbuat lamban
sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra.
Tingkah laku yang ingin
menujukkan kekuatan (power seeking behaviors). Gejalanya adalah siswa selalu
mendebat, kehilangan kendali emosional, marah-marah, menangis, dan juga muncul
tindakan pasif yaitu selalu lupa pada aturan-aturan penting dalam kelas.
Tingkah laku yang bertujuan
menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors). Gejala yang muncul dari
tingkah laku ini adalah tindakan menyakiti orang lain seperti mengata-ngatai,
memukul, menggigit, dan sebagainya.
Peragaan ketidakmampuan (passive
behaviors). Gejalanya adalah dalam bentuk sama sekali tidak menerima untuk
mencoba melakukan apapun, karena beranggapan bahwa apapun yang dilakukan
kegagalanlah yang dialaminya.
Contoh
kasus :
Ada siswa yang membadut di kelas.
Siswa yang sering marah-marah dan
menang sendiri kepada temannya. Guru harus bisa tegas dengan tingkah laku siswa
yang seperti ini. Jika dibiarkan maka siswa tersebut bisa saja melakukan
tindakan melebihi batas. Guru harus menasehati, kalau perlu memberi hukuman
yang tentunya bukan hukuman fisik.
Siswa yang suka menyakiti
temannya dengan memukul, menggigit dan lain sebagainya. Seperti kasus di atas,
guru juga harus lebih ekstra dalam mengatasinya. Menasehati adalah langkah
pertama, memberitahu bahwa tindakannya itu salah karena menyakiti teman.
Siswa yang lamban belajar. Dengan
memberikan perhatian khusus dalam pembelajarannya, bisa dengan mengulang-ulang
pel;ajaran yang siswa tidak mengerti. Siswa lama-kelamaan akan bisa mengerti
pelajaran jika terus menerus digembleng oleh guru.
Siswa tidak mau mengerjakan tugas
dari guru karena merasa tidak mampu. Harus dengan menggunakan bujukan dan
memberikan kepercayaan diri kepada siswa bahwa ia bisa mengerjakannya apabila
siswa mau untuk berusaha.
d. Apakah
yang dimasud dengan kasus manajemen kelas kelompok? Jelaskan dan kemudian
carikan 5 cotoh kasus tersebut seta cara pemecahannya.
Jawab : Masalah ini
merupakan masalah yang harus diperhatikan pula dalam manajemen kelas. Problem
kelompok akan muncul yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
kelompok. Masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam manajemen kelas
adalah:
Kelas kurang kohesif lantaran
alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
Penyimpangan dari norma-norma
tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya, misalnya sengaja berbicara
keras-keras di ruang baca perpustakaan.
Kelas mereaksi negatif terhadap
salah seorang anggotanya, misalnya mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran
seni suara menyanyi dengan suara sumbang.
“Membombang” anggota kelas yang
justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas
.
Kelompok cenderung mudah
dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap,
Semangat kerja rendah atau
semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang
fair,
Kelas kurang mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan baru seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti
sementara oleh guru lain, dan sebagainya. ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany,
dalam M.Entang dan T.Raka Joni, 1983 ).
Kurangnya kesatuan di tandai
dengan konflik-konflik antara individu dan sub kelompok. Misalnya, konflik
antara jenis kelamin dan atau ras dengan murid dari jenis kelamin atau ras yang
lain. Suasana kelas seperti ini ditandai dengan konflik,permusuhan,ketegangan. Murid
merasa tidak puas dengan kelompok dan berpendapat kelompok tidak menarik.
Akhirnya murid tidak saling mendukung.
Dikenal adanya tujuh masalah
kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas :
Kurangnya kekompakan
Kekurang-kemampuan mengikuti
sesama anggota kelompok
Reaksi negative terhadap sesama
anggota kelompok
Penerimaan kelas (kelompok) atas
tingkah laku yang menyimpang
Kegiatan anggota kelompok yang
menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan,
atau hanya meniru-meniru kegiatan orang (anggota) lainnya saja
Ketiadaan semangat, tidak mau
bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes
Ketidak-mampuan mnyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan
2. Carilah
contoh kasus di sekolah tentang penerapan pendekatan manajemen kelas proses
kelompok untuk menyelesaikan permasalahan manajemen kelas! Uraikan kasus dan
upaya penyelesaiannya!
Jawab :
Pendekatan ini bertolak dari
asumsi bahwa:
Pengalaman belajar di sekolah
berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu kelompok kelas.
Tugas guru yang terutama dalam
pengelolaan kelas adalah membina dan memelihara kelompok yang efektif dan
produktif.
Dalam kasus yang saya temui
ketika praktek mengajar di SD pada kelas III, siswa-siswa dalam kelas tersebut
cenderung berkelompok yang pintar dan yang kurang pintar. Siswa yang pintar
berkelompok pada teman yang pintar, dan tidak mau untuk bergabung pada teman
yang kurang pintar. Sangat terlihat ketika saya mengajar, pada baris bangku
pertama dan kedua siswa sangat aktif dalam proses belajar mengajar, berbeda
dengan baris ketiga dan keempat yang terlihat pasif. Sehingga terlihat siswa
yang kurang pintar dikucilkan oleh teman-temannya. Keakraban juga kurang
terjaga, misalnya ketika seorang siswa yang mengerjakan tugas di depan kelas
merasa kesulitan akan diejek oleh siswa yang lebih bisa.
Menurut saya, penyelesaiannya
bisa digunakan strategi cooperative learning. Di dalam pembelajaran cooperative
learning, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu
satu sama lain. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogin. Maksud kelompok heterogin
adalah terdiri dari bermacam-macam latar belakang kemampuan siswa, jenis
kelamin, agama, suku bangsa, dan latar belakang social budaya. Hal ini sangat
bermanfaat karena untuk melatih siswa dapat menerima perbedaan pendapat
dan bekerja samadengan teman yang berbeda latar belakangnya.
3. Carilah
contoh kasus di sekolah tentang penerapan pendekatan iklim sosioemosional dalam
manajemen kelas untuk penyelesaian masalah manajemen kelas! Uraikan kasus dan
upaya penyelesaiannya!
Jawab :
Proses pembelajaran yang efektif
mempersyaratkan adanya iklim sosio emosional yang baik artinya suasana hubungan
interpesonal yang baik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa.
Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosioemosional yang
baik itu.
Pendekatan ini memandang bahwa
pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara
pengajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pembelajar. Hubungan diharapkan
merupakan jalinan ke arah hubungan antara pribadi yang dipengaruhi oleh:
a) Sikap keterbukaaan dan tidak
berpura-pura,
b) Penerimaan dan kepercayaan
pengajar kepada pembelajar dan sebaliknya,
c) Rasa simpati pengajar terhadap
pembelajaranya.
Contoh kasus yang saya temukan
adalah hubungan antara guru dan siswa yang berlebihan, siswa merasa bahwa guru
tersebut adalah temannya sehingga tidak ada rasa hormat antara siswa kepada guru.
Ini disebabkan karena guru yang terlalu sabar kepada siswanya yang membuat
siswa merasa bebas di depan guru. Pada kasus seperti ini sebaiknya guru harus
bisa tegas, dan mengkomunikasikan kepada siswa dengan baik agar dapat dihormati
oleh siswa. Guru juga harus menjelaskan proses, dan tidak menilai pribadi,
memberikan bimbingan kepada siswa, menghindari pertanyaan dan komentar yang
memungkinkan memancing sikap menolak dan mengundang sikap menentang, memantau
dan waspadal terhadap dampak kata-kata yang disampaikan kepada siswa.
4. Carilah
contoh kasus di dalam kelas tentang penerapan pendekatan intruksional dalam
manajemen kelas untuk penyelesaian masalah manajemen kelas ! uraikan kasus dan
penyelesaiannya.
Jawab :
Pendekatan instruksional adalah pendekatan
yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan
dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah
manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif
adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru
adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Contoh kasus yang dapat terjadi
dalam pendekatan instruksional ini adalah ketika siswa kurang berminat dalam
mengikuti salah satu matapelajaran yang dianggap membosankan atau sulit oleh
siswa. Siswa akan mengacuhkan guru ketika menerangkan materi dan tidak mau
untuk mempelajarinya lebih lanjut. Di sini guru berperan untuk merencanakan
suatu pembelajaran yang menarik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan
efektif. Guru harus bisa membuat proses pembelajaran menjadi menarik untuk
diikuti siswa. Siswa akan merasa tertantang untuk mempelajarinya. Dengan
perencanaan sebelum proses belajar dimulai, guru dapat mengatur, bagaimana
siswa dapat belajar dengan tenang. Guru dapat menggunakan media yang akan
menarik perhatian siswa, yang tentunya berkaitan dengan materi yang sedang
dijelaskan.
5. Apakah
yang dimaksud dengan penerapan “resep” dalam manajemen kelas ? uraikan dan
berikan contoh dalam penyelesaian masalah manajemen kelas dengan pendekatannya
tersebut?
Jawab :
Pendekatan Buku Masak (resep)
Dalam pendekatan buku masak
(resep) terdapat suatu bentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus
dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi
berbagai tipe masalah manajemen kelas. Daftar tentang apa yang harus dilakukan
ditemukan dalam artikel: tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta
didik, misalnya: karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah,
pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”. Dalam pendekatan ini
guru hanya melakukan tindakan tertentu jika menemui suatu permasalahan
tertentu. Guru tidak bisa menggunakan kekreatifannya dalam memecahkan masalah
karena sudah dipatok suatu aturan tersebut.
Contoh dalam penyelesaian masalah
: misalnya jika dalam buku resep terdapat suatu rekomendasi berupa siswa
yang kurang mampu dalam menyerap pelajaran maka akan di berikan bantuan dan
perhatian lebih dari guru agar tidak tertinggal dari temannya yang lain. Jika
hal tersebut terjadi maka guru akan melakukan hal yang terdapat pada
rekomendasi tersebut. Guru bisa memberikan jam tambahan kepada siswa yang
bersangkutan.
6. Bagaimanakah
kriteria keberhasilan dalam penerapan pendekatan manajemen kelas dengan
pendekatan intruksional?jelaskan!
Jawab :
a) Menyampaikan kurikulum dan
pelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai.
Menyampaikan kurikulum, pelajaran
yang manarik, relevan dan sesuai dengan secara empiris dianggap sebagai
penangkal perilaku menyimpang para peserta didik di dalam kelas. Di samping itu
penelitian-penelitian menemukan bukti-bukti bahwa kunci keberhasilan manajemen
kelas ialah kemampuan guru mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan
belajar-mengajar. Hal itu akan mencegah perhatian yang kurang, kebosanan, dan
perilaku menyimpang. Guru yang berhasil ialah guru yang rnenyajikan pelajaran
yang disiapkan dengan baik, yang berlangsung dengan lancar, dan dengan tempo
yang baik, tepat dan jelas arahnya, memberikan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat peserta didik
b) Menerapkan kegiatan yang
efektif.
Menerapkan kegiatan yang efektif
adalah kemampuan guru mengatur arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang
sehingga mencegah peserta didik melalaikan tugasnya. Kegiatan guru yang
meloncat-loncat (mendesak, tergantung, terputus, berubah arah), bertele-tele,
dan terpisah-pisah adalah kegiatan-kegiatan yang tidak efektif, dan akan
mengundang perilaku peserta didik untuk menyimpang.
c) Menyediakan daftar kegiatan
rutin kelas.
Menetapkan kegiatan rutin kelas
adalah kegiatan sehari – hari yang perlu difahami dan dilakukan peserta didik,
Informasi kegiatan ini disampaikan guru pada awal pertemuan dengan para peserta
didik di kelas. Penjelasan secukupnya mengenai harapan guru yang berkaitan
dengan kegiatan rutin kelas merupakan langkah yang menentukan efektivitas
manajemen kelas dan pengembangkan kelas yang produktif. Proses ini membatasi
kemungkinan timbulnya masalah manajemen kelas seminimal mungkin.
d) Memberikan pengarahan yang
jelas.
Memberikan pengarahan yang jelas
adalah kegiatan mengkomunikasikan harapan-harapan yang diinginkan guru,
lnstruksi yang jelas, sederhana, ringkas, tepat pada sasaran, sistematis akan
membantu efektivitas manajemen kelas, sehingga masalah-masalah menyimpang yang
disebabkan oleh pengarahan yang buruk dapat dihindari.
e) Menggunakan dorongan yang
bermakna.
Memberikan dorongan yang bermakna
adalah suatu proses dimana guru berusaha menunjukkan minat yang sungguh–sungguh
terhadap perilaku pesert didik yang menunjukkan tanda-tanda kobosanan dan
keresahan. Kegiatannya misalnya, guru dapat mendekati peserta didik, memeriksa
pekerjaannya memberikan penghargaan pada usahanya, dan memberikan saran-saran.
perbaikan lebih lanjut. Dengan cara ini guru membantu peserta didik meneruskan
aktivitasnya dan mencegah timbulnya perilaku menyimpang.
f) Memberikan bantuan mengatasi
rintangan.
Memberikan bantuan mengatasi
rintangan adalah bentuk pertolongan yang diberikan oleh guru untuk membantu
peserta didik menghadapi persoalan yang mematahkan semangat, pada saat mereka
benar-benar memerlukannya. Proses bantuannya dilaksanakan sebelum situasi
berkembang hingga tidak dapat dikuasai. Bantuan mengatasi rintangan ini adalah
cara yang sangat bermanfaat untuk mencegah perilaku mengganggu.
g) Merencanakan perubahan
lingkungan.
Merencanakan perubahan lingkungan
adalah proses mempersiapkan kelas atau lingkungan menghadapi
perubahan-perubahan situasi. Misalnya, peserta didik harus disiapkan atas
kemungkinan guru tidak dapat hadir selama beberapa hari dan akan digantikan
oleh guru lain. Perencanaan yang disiapkan sebe1umnya akan membantu peserta
didik memahami hal itu dan akan berperilaku sesuai dengan yang direncanakan
guru. Dengan demikian, timbulnya masalah manajemen kelas dapat dicegah secara
dini.
h) Mengatur kembali struktur
situasi.
Merencanakan dan mengubah
lingkungan kelas adalah proses penciptaan lingkungan yang menyenangkan dan
tertib. Kegiatan ini dimaksudkan memaksimalkan produktivitas dan meminimalkan
perilaku menyimpang, dan dirancang dengan baik. Merencanakan dan mengubah
lingkungan kelas diperlukan untuk mencegah atau mengurangi jenis-jenis perilaku
tertentu yang tidak diinginkan. Mengatur kembali struktur situasi adalah
strategi manajerial kelas dalam memulai suatu kegiatan atau mengerjakan tugas
dengan cara yang lain atau cara yang berbeda. Mengubah sifat kegiatan, mengubah
pusat perhatian, atau menggunakan cara baru untuk mengerjakan hal-hal lama akan
efektif mencegah timbulnya masalah manajemen kelas, khususnya yang bersumber
pada perasaan bosan.